Langsung ke konten utama

Dinner for Your Soul


 

Layaknya tubuh, jiwa Anda pun membutuhkan asupan gizi yang berkesinambungan. Sayangnya, kesibukan yang begitu menyita waktu, membuat jiwa tidak mendapatkan makanannya. Alhasil, meski sebagian besar dari kita berhasil mengakumulasikan materi yang berlimpah, berprestasi tinggi, popularitas melangit, namun merasakan hidup yang hampa, tanpa makna bahkan kesepian dan tidak memiliki arah yang jelas untuk dituju.

Mengapa jiwa membutuhkan makanan? Seperti halnya tubuh yang mengalami pertumbuhan, jiwa pun mengalami hal yang sama. Untuk menunjang proses pertumbuhan jiwa, maka asupan gizi bagi jiwa merupakan hal yang penting bahkan wajib jika Anda ingin mengalami kehidupan yang sempurna –sukses, bahagia, kaya dan bermakna.
Sebaliknya, jika asupan nutrisi bagi jiwa diabaikan, maka Anda akan merasakan kehampaan hidup, apa yang telah anda capai dan miliki –harta, kekuasaan, keluarga tidak mampu menjadikan hidup Anda bahagia dan bermakna.
Jika tubuh membutuhkan makanan dalam rupa nutrisi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air), pikiran dalam bentuk wawasan, pengetahuan, maka jiwa membutuhkan makanan dalam bentuk makna hidup.
Izinkan saya hadir untuk menemani Anda dalam santap malam rohani guna memberikan asupan gizi bagi jiwa Anda melalui 52 Menu Sehat Jiwa Anda.
Saya racik ke 52 Menu Sehat Jiwa Anda sebagai makanan yang ringan namun padat gizi. Artinya, menu tersebut saya tulis dengan bahasa yang sederhana, kalimat yang lugas sehingga Anda mudah memahami dan mencernanya. Namun didalamnya terkandung makna yang dalam yang mampu menyehatkan dan menyegarkan kembali jiwa Anda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMPERBESAR WADAH REZEKI

Yang menyebabkan orang tetap miskin bukan karena sedikitnya rezeki yang Tuhan limpahkan, melainkan kecilnya wadah rezeki yang tidak mampu menampung nya , sehingga sisanya akan masuk ke wadah rezeki orang kaya yang lebih besar.

MENANGKAP LEBIH BANYAK REZEKI

  Setiap mentari bersinar di ufuk timur, Tuhan mencurahkan rezeki yang berlimpah. Namun, rezeki tersebut tidak jatuh sama banyak ke tangan setiap makhluk (manusia). Hanya manusia yang senantiasa menggunakan waktu, kesehatan, dan kecerdasannya untuk membagikan kebaikan dan kemanfaatan kepada sesama, mampu menangkap rezeki lebih banyak.

MEMAHAMI SIKLUS REZEKI

Tuhan menurunkan rezeki ke bumi lalu dialirkannya melalui manusia yang berinteraksi untuk bertukar manfaat. Pertukaran itu menghasilkan kelimpahan yang pada akhirnya akan melahirkan rasa syukur yang terpanjat ke langit. Tuhan membalas syukur manusia itu dengan kembali menurunkan rezeki ke bumi.