Bukan jumlah atau isi materi yang menjadikan hidup
Anda kaya, melainkan rasa syukur yang menjadikan hidup Anda kaya. Segala
pencapaian dan kepemilikan materi dan imateri yang telah dimasukkan ke wadah
yang bernama syukur mampu memperkaya hidup
Buat Dulu Wadahnya, Baru Miliki Isinya
Sebelum Anda memiliki benda-benda kesayangan, apa yang
harus Anda miliki terlebih dulu, agar benda-benda kesayangan tersebut bisa
terawat dan terjaga dengan baik dan memberikan kebahagiaan bagi Anda?
Apakah Anda menjawab: “wadah?” Ya, saya
setuju dengan Anda, milikilah wadah atau
tempatnya terlebih dulu. Saat Anda ingin membeli mobil, bangunlah garasinya
dulu, ingin membeli meubel sediakan dulu ruang kosong dan benda-benda lain
harus Anda sediakan tempatnya. Jika tidak, maka kepemilikan benda-benda
kesayangan Anda tersebut justru menimbulkan bencana dalam hidup Anda –mobil
dicuri dan meubel rusak karena kehujanan dan kepanasan.
Demikian halnya, jika Anda ingin memiliki
pencapaian-pencapaian non materi seperti gelar, kenaikan jabatan, kenaikan
pendapatan dan sebaginya, siapkan terlebih dulu wadahnya agar prestasi Anda
tersebut mampu menerbangkan Anda ke kualitas hidup yang lebih unggul, bukan
malah menjatuhkan Anda ke lembah kenistaan. Silakan Anda bayangkan, apa yang
terjadi saat Anda merayakan kenaikan jabatan dengan pesta miras, menindaklanjuti
kenaikan pendapatan dengan gaya hidup konsumerisme yang makin menggila. Bukannya
menjadi semakin baik hidup Anda, malah bertambah masalah dengan bagusnya
prestasi Anda, jika wadahnya tidak Anda miliki atau buat terlebih dulu.
Wadah dari kepemilikan kekayaan materi dan pencapaian
nonmateri adalah SYUKUR. Ya, sebab syukur yang senantiasa terpanjat akan
menjadi energi yang dahsyat dalam mencapai atau memiliki kekayaan materi dan
pencapaian nonmateri. Di sisi lain, kekayaan materi dan pencapaian nonmateri
yang dibingkai atau dimasukkan ke area syukur akan menjadikan keduanya
bermanfaat dan menghadirkan kebahagiaan. Sebab pada hakikatnya yang melahirkan kebahagiaan bukan pada
materi atau prestasi yang diraih, melainkan rasa syukur telah memiliki dan
mencapainya.
Jadi, syukur diawal mampu mentenagai Anda untuk meraih
kehidupan yang lebih berkualitas lagi. Sedangkan syukur diakhir mampu
menjadikan kekayaan materi dan prestasi nonmateri yang telah berhasil Anda
capai mendatangkan kebahagiaam hidup.
Syukur di Awal
Bagi Anda yang sampai saat ini masih mengidamkan untuk
meningkatkan kekayaan materi atau memiliki benda-benda kesayangan yang belum terbeli
seperti rumah dan mobil, yang pertama kali Anda lakukan adalah BERSYUKUR. Lho
Pak, belum tercapai keinginannya kok sudah bersyukur? Ya, sebab dengan
bersyukur, maka Tuhan akan mudahkan jalan dan menyingkatkan waktu bagi Anda
untuk segera memilikinya. Wah, jangan buat aku bingung dong Pak. Ok, izinkan
saya untuk menjelaskannya mengapa dengan bersyukur di awal mampu mempermudah dan
mempersingkat pencapaian Anda.
Saya merumuskan HUKUM PENCAPAIAN sebagai berikut:
“KEPANTASAN SELALU MENDAHULUI
KEPEMILIKAN”
Nah,
berdasarkan HUKUM PENCAPAIAN tersebut, apakah Anda bisa memiliki benda-benda
kesayangan tersebut padahal Anda belum PANTAS untuk memilikinya? Sudah sangat
jelas, jawabannya adalah: “TIDAK”. Jadi, satu-satunya cara untuk bisa memiliki
benda-benda kesayangan adalah dengan secara konsisten meningkatkan kepantasan
diri. Dan jalan untuk meningkatkan
kepantasan diri adalah dengan menyadari, menggunakan dan mengembangkan setiap
potensi spiritual, mental dan emosional Anda. Bukankah dengan melakukan hal
itu berarti Anda telah bersyukur atas karunia Ilahi?
Jadi, jika
Anda ingin memiliki mobil dan rumah baru atau yang lebih bagus dari sebelumnya,
sampaikan permohonan Anda kepada Sang Pencipta mengapa Anda membutuhkannya
(syukur spiritual) ciptakan sebuah ide/gagasan untuk bisa membelinya (syukur
mental), dan berinteraksilah dengan orang-orang yang mampu membantu terwujudnya
keinginan Anda (syukur emosional).
Dengan
melakukan 3 syukur diatas: syukur spiritual, syukur mental dan syukur emosional
Anda sedang dalam perjalanan membangun karakter yang agung (sebagai pribadi
yang jujur, disiplin, bertanggung jawab) sekaligus mengasah kompetensi unggul
(ahli atau pakar pada bidang pilihan Anda). Sudah jelas sekarang, sahabatku
yang powerful?
Syukur
di Akhir
Dengan energi syukur di atas, keinginan Anda terwujud
dengan lebih mudah dan cepat. Namun, selain kabar baik yang menyertai
pencapaian Anda, waspadai pula kabar buruk yang tersembunyi di dalamnya. Apakah
kabar buruknya itu? Pernahkan Anda mendengar, membaca atau menjumpai sendiri,
orang yang secara materi bertambah, tetapi kualitas hidupnya menurun: keceriaan
berkurang, kedamaian melayanag dan kebahagiaan menghilang? Jika Anda menjawab
belum, lihatlah kehidupan para KORUPTOR baik yang terjerat hukum maupun yang
lolos. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Pertama, diawal
pencapaiannya mereka tidak bersyukur atas segala potensi spiritual, mental dan
emosional yang telah Tuhan karuniakan. Sebab kalau merekea bersyukur, ke-3 potensi
itu harusnya mereka sadari, gunakan dan kembangkan, bukan malah menyalahgunakan
jabatan atau otoritas. Kedua, setelah
mereka mampu mencapai kekayaan materi, mereka juga tidak bersyukur, malah lupa
daratan. Nah, Anda pun yang diawal pencapain telah bersyukur, namun setelah
berhasil mencapai, lupa bersyukur, tidak akan pernah luput dari bencana yang
dialami oleh para koruptor: keceriaan menguap, kedamaian lenyap, keharmonisan
hidup melayang dan kebahagiaan hilang.
Lalu, bagaimana caranya bersyukur diakhir pencapaian?
Good, jawabannya akan menjadi penutup secret ke-13 ini.
Pertama, gunakan kekayaan
materi Anda seperti uang yang berlimpah, mobil dan rumah untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara layak. Sisanya gunakan untuk memenuhi kelangsungan
hidup sesama. Sebab jika harta yang ditangan Anda jumlahnya melebihi kebutuhan
Anda, sisanya adalah harta orang lain yang dititipkan ke Anda untuk segera Anda
distribusikan. Sebab jika tidak, alam dengan mekanisme atas perintah Tuhan akan
mengambil paksa dari Anda dengan mengirimkan penyakit, kecelakaan atau bentuk
musibah lainnya sehingga harta tersebut rela atau tidak harus mengalir keluar.
Anda tidak mau hal ini terjadi bukan?
Kedua, setelah Anda
mencukupi kebutuhan keluarga Anda secara layak dan memenuhi kebutuhan hidup
sesama, berikanlah warisan materi kepada generasi penerus Anda. Barengi juga
dengan mewariskan ilmu dan budi pekerti luhur kepada anak-anak Anda sebelum mereka
mendapatkan warisan materi. Adapun tujuan Anda mewariskan harta, hendaknya agar
anak atau generasi penerus Anda menjadi pribadi yang mandiri dan amanah dalam
mendistribusikan kesejahteraan bagi kehidupan banyak orang.
Selamat sahabatku yang powerful, jika Anda mampu
menjalankan kedua cara tersebut. Insya Allah harta Anda mendatangkan kehidupan
yang berkah bagi Anda dan keluarga.
REFLEKSI
Mampukah Anda menyukuri sekecil-kecilnya pencapaian
atau sekecil-kecilnya kepemilikan?
AMBIL TINDAKAN
Kembangkan
kemampuan Anda dalam menikmati secekil-kecilnya pencapaian dan kepemilikan!
Komentar
Posting Komentar