Langsung ke konten utama

BERAPA JATAH REZEKI MANUSIA ?





Saya meyakini setiap orang mendapatkan jatah rezeki yang sama banyak, hanya saja sebagian kecil orang mampu mengambil sebagian besar jatah rezeki, dan sebagian besar orang lainnya hanya mengambil sedikit dari jatah rezekinya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan tingkat kedalaman ilmu dan kualitas tindakan dalam mengambil jatah rezeki.


Apa yang membedakan orang kaya dengan orang miskin dalam hal rezeki? Apakah orang kaya menerima rezeki jauh lebih besar daripada orang miskin? Jika Anda menjawab: “ya”. Dimana letak keadilan Tuhan? Mengapa hanya orang tertentu yang diberikan kelimpahan rezeki sementara yang lain diberikan kesempitan? Apa pun pandangan Anda dalam menjawab pertanyaan di atas, tidak akan saya hakimi benar atau salah. Karena sebenarnya kita sama-sama tidak tahu. Sebab ilmu yang kita miliki terbatas. Yang ingin saya sampaikan dalam buku ini adalah sebuah cara pandang baru yang membuka pintu lebar-lebar bagi datangnya rezeki yang baik dan berkah kepada kita. Tidak peduli semiskin apa pun Anda saat ini. Mari kita mulai!
Setiap bayi yang lahir, apakah itu Anda atau Bill Gates dikaruniai jatah rezeki yang sama banyak. Namun setelah Anda dan Bill Gates sama-sama dewasa mulai terjadi perbedaan dalam jumlah penerimaan rezeki. Mengapa demikian? Coba perhatikan ini: Jatah rezeki sama banyak, namun penerimaan rezeki berbeda. Ya, jika Anda perhatikan kalimat tersebut baik-baik yang membedakan si kaya dan si miskin bukan JATAH REZEKInya tapi PENERIMAAN REZEKInya. Di sinilah kita mengetahui keadilan Tuhan, dimana startnya manusia diberikan jatah yang sama persis, namun dalam perjalanan menuju finish, Tuhan berikan kuasa kepada manusia dalam mengambil jatah rezekinya.
Anda sudah tahu sekarang mengapa ada orang yang berezeki melimpah dan banyak yang berezeki sedikit. Selanjutnya mari kita menyelam lebih dalam untuk mengetahui bagaimana menjadi pribadi yang pantas berezeki baik dan melimpah. Sebagai awalan mari kita pahami bahwa jatah rezeki tersebut masih berupa DEPOSITO. Anda harus mencairkannya terlebih dulu sebelum menerimanya. Proses pencairan deposito rezeki ini ada dalam beragam bentuk aktivitas. Tingkat kedalaman ilmu dan kualitas tindakan dalam mencairkan deposito rezeki ini yang membagi manusia dalam kelompok kaya dan miskin.
Mari kita kupas ilmu dan tindakan dalam mencairkan deposito rezeki tersebut.
TINGKAT KEDALAMAN ILMU
Saya membagi kedalam ilmu kedalam 3 tingkatan: mengetahui (known), menguasai (do) dan telah menjadi (be). Mari kita dalami sekilas 3 tingkatan di atas!
#1 Level KNOWN
Pada level dasar ini, orang sebatas tahu. Pengetahuan bisa didapat dengan mudah dari buku, seminar, training, kursus, kuliah atau internet. Batas pengetahuan adalah kemalasan belajar. Semakin besar tingkat kemalasannya, semakin sempit pengetahuannya dan sebaliknya semakin kecil tingkat kemalasannya, semakin luas pengetahuannya. Mereka yang sebatas tahu belum kompeten. Bisa menilai namun sering tidak bisa mengerjakannya dengan baik.
#2 Level DO
Level yang lebih tinggi dari known adalah terampil. Untuk bisa terampil, Anda harus menguasai dan menindaklanjuti pengetahuan yang telah Anda dapat atau gali dengan latihan. Anda mengambil tindakan untuk mempraktikkan pengetahuan tersebut. Makin sering Anda berlatih dan praktik, makin tinggi tingkat kompetensi Anda. Berdasarkan penelitian sedikitnya dibutuhkan 10.000 jam praktik atau latihan untuk menjadikan Anda ahli atau terampil dalam suatu bidang.
#3 Level BE
Level lanjutan setelah terambil adalah menjadi. Anda akan menjadi apa yang Anda lakukan secara terus menerus. Tingkat kompetensi Anda sudah di atas terampil atau mahir. Antara Anda dengan keahlian Anda sudah menyatu. Anda mampu melakukan keterampilan timgkat tinggi tanpa konsentrasi penuh. Anda melakukannya sudah dalam alam bawah sadar lagi. Inilah level puncak dari pengetahuan Anda.
Sebagai pelengkap penguasaan ilmu yang dalam adalah meluaskan pengetahuan dan keterampilan Anda ke cabang ilmu yang lain. Sebab setiap cabang ilmu pada hakikatnya memiliki hubungan yang saling harmonis. Keluasaan ilmu yang disandingkan dengan kedalaman ilmu akan menjelmakan Anda menjadi pribadi yang bijak.
Berhubungan dengan rezeki, mereka yang ada pada level be mampu mencairkan lebih banyak deposito rezeki dibandingkan dengan yang levelnya masih do dan known. Sebagai contoh dr spesialis ortho (gigi) dibayar jauh lebih tinggi dibandingkan dengan drg apalagi ahli gigi pinggir jalan. Demikian halnya profesor yang sudah memiliki jam terbang tinggi memiliki tarif mengajar lebih tinggi dibandingkan dosen yang hanya bergelar master apalagi yang baru mengajar atau hanya bergelar sarjana (S1).

KUALITAS TINDAKAN
Knowledge is potensial power. Artinya, pengetahuan atau ilmu bisa menjadi kekuatan hanya jika digunakan. Jadi, penentu dari besar kecilnya penerimaan rezeki bukan terletak pada pemahaman Anda tentang ketentuan atau pengaturan rezeki oleh-Nya, melainkan ketaatan Anda dalam menjalankan ketetapan dan ketepatan Anda dalam menjalankan pengaturan-Nya. Dengan kata lain, nilai atau kualitas tindakan adalah penentunya.
Tindakan yang bernilai tinggi adalah tindakan yang memberikan manfaat besar bagi terpenuhinya kebutuhan banyak orang atau terjawabnya persoalan hidup masyarkat. Boleh kita ambil contoh sederhana sebagai berikut: sama-sama bicara, antara ngerumpi membicarakan gosip atau kejelekan orang lain dibandingkan dengan memberikan motivasi bagi anak muda yang hendak terjun ke dunia kerja, atau salesman yang mau melakukan penjualan sangat berbeda dampaknya. Yang pertama, tidak mendatangkan rezeki sama sekali, yang kedua bisa mendatangkan rezeki yang melimpah dan berkah. Mengapa? Anda pasti sudah tahu jawabanya. Sebab tidak ada orang ngerumpi/ngegosip yang dibayar (kecuali di tv, he....).




REFLEKSI
Sudahkah Anda mengetahui berapa banyak jatah rezeki Anda dan mengambilnya dengan segera?

AMBIL TINDAKAN
Perdalam keilmuan Anda, pertinggi keterampilan Anda dan tingkatkan kualitas tindakan Anda dalam mengambil jatah rezeki Anda!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMPERBESAR WADAH REZEKI

Yang menyebabkan orang tetap miskin bukan karena sedikitnya rezeki yang Tuhan limpahkan, melainkan kecilnya wadah rezeki yang tidak mampu menampung nya , sehingga sisanya akan masuk ke wadah rezeki orang kaya yang lebih besar.

MEMAHAMI SIKLUS REZEKI

Tuhan menurunkan rezeki ke bumi lalu dialirkannya melalui manusia yang berinteraksi untuk bertukar manfaat. Pertukaran itu menghasilkan kelimpahan yang pada akhirnya akan melahirkan rasa syukur yang terpanjat ke langit. Tuhan membalas syukur manusia itu dengan kembali menurunkan rezeki ke bumi.

MENANGKAP LEBIH BANYAK REZEKI

  Setiap mentari bersinar di ufuk timur, Tuhan mencurahkan rezeki yang berlimpah. Namun, rezeki tersebut tidak jatuh sama banyak ke tangan setiap makhluk (manusia). Hanya manusia yang senantiasa menggunakan waktu, kesehatan, dan kecerdasannya untuk membagikan kebaikan dan kemanfaatan kepada sesama, mampu menangkap rezeki lebih banyak.