Langsung ke konten utama

Formula Menjadi Guru Kaya



Apakah Anda seorang guru, Bagaimana tingkat kesejahteraan Anda? Bagi Anda yang berprofesi sebagai guru dengan tingkat kesejahteraan yang rendah, pikiran berikut
 ini akan memberikan kepada Anda sebuah formula untuk meningkatkan
kesejahteraan Anda. Pikiran  ini saya dedikasikan untuk guru sekolah
saya dari TK sampai SMA dan seluruh guru di Indonesia.
- Edi Susanto


        Guru dalam bahasa Jawa merupakan kepanjangan dari diGugu dan  ditiRU. Artinya diikuti dan diteladani. Tiga aspek yang seharusnya bisa untuk diikuti dan diteladani dari sosok seorang guru mencalup:
       
1.      Attitude (sikap): pola pikir, keyakinan
Yaitu sikap yang positif, proaktif, produktif
2.      Behaviour (perilaku) : perbuatan, kebiasaan
Yaitu perilaku yang mengerjakan dahulu sebelum mengajarkan, dan continuous learning (terus belajar)
3.      Competence (keterampilan) : keahlian baik soft maupun hard skill (teknis).
Soft skill berupa management waktu, uang & leadership, hard skill  berupa how to learn and how to teach (teknik belajar dan mengajar).

        Oleh karena menjadi figur yang perlu diikuti dan diteladani, para guru memberikan dampak yang besar untuk kehidupan banyak orang, terutama siswa mereka. Apa yang terjadi jika seorang guru tidak hanya kaya ilmu, dan kaya hati melainkan juga kaya harta. Tentunya dampak yang ditimbulkan akan mampu membuahkan generasi muda yang mampu mencerdaskan dan memakmurkan kehidupan masyarakat suatu negara dan bahkan dunia.

Berikut ini ada 3 formula yang mampu menciptakan kekayaan bagi seorang guru:

1.   Menulis buku
    Dengan menulis buku, baik buku pelajaran maupun umum yang bersifat fiksi atau nonfiksi seorang guru akan mampu menghasilkan pasif income (pendapatan yang diperoleh tanpa harus bekerja secara fisik) berupa royalti. Menulis buku bukanlah hal yang sulit bagi seorang guru, mengingat keseharian guru selalu berinteraksi dengan buku (membaca dan menulis), Jadi, jika dari segi kompetensi menulis tidak jadi masalah, mengapa masih banyak guru yang belum menelurkan satu buku pun? Masalahnya ada pada kemauan yang lemah. Banyak guru tidak mengharuskan dirinya untuk menulis dan tidak mendisiplin diri untuk terus menulis. Hal ini bisa disebabkan karena tidak adanya alasan yang sangat kuat untuk mampu memberikan daya dorong yang dahsyat untuk mulai menggoreskan pena ke dalam secarik kertas atau menekan tombol keyboard komputer untuk mulai membuat sebuah paragraf.
    Dengan menulis buku, seorang guru bisa mendaptkan manfaat yang sangat besar, diantaranya:
1. Nama Anda akan menjadi populer
    Dengan menulis buku, seorang guru akan dikenal luas di luar sekolah tempatnya mengajar, bahkan sangat mungkin bisa dikenal di seluruh Indonesia. Apakah Anda mengenal nama Marthen Kanginan dan Bob Foster? Jika anda mengajar matematikan dan fisika, kedua nama tersebut tidak asing lagi. Jika nama Anda bisa dikenal luas melalui hasil karya Anda (buku), akan datang banyak sekali tawaran baik dari penerbit, tempat kursus, atau sekolah swasta yang meminta Anda untuk mengirimkan naskah Anda, meminta Anda untuk mengajar. Bukankah dari sini, uang akan mengalir ke kantong Anda, wahai para guru?


2. Anda akan mendapatkan royalti
    Royalti adalah hak pengarang terhadap hasil penjualan karyanya. Dengan menulis sebuah buku Anda berhak mendapatkan persentase tertentu dari hasil penjualan buku Anda. Mari kita taksir betapa kayanya Anda, saat buku Anda menjadi best seller nasional. Misalkan, penerbit memberikan royalty kepada Anda sebesar 10% dari bruto (omset). Anda menulis buku pelajaran matematika SMA dengan harga Rp 50.000/eksemplar. Dalam 1 tahun pertama buku Anda terjual sebanyak 10.000 eksemplar. Royalty yang akan Anda terima dari penerbit sebesar = 50.000 x 10.000 x 10% = Rp 50.000.000,00 Cukupkan membuat hidup Anda menjadi lebih sejahtera.

3. Mampu memberikan warisan
    Pernahkah Anda berfikir, ilmu yang Anda pelajari dan ajarkan selama masa tugas Anda sebagai guru tetap bisa Anda ajarkan kepada generasi berikutnya, setelah Anda pensiun? Pernahkah Anda merenung untuk meninggalkan warisan ilmu kepada siswa-siswi Anda atau masyarakat luas? Jika Anda pernah berpikir dan merenung untuk meninggalkan warisan intelektual Anda, Anda mampu melakukannya dengan menulis buku. Buku adalah warisan yang tak lekang oleh zaman yang akan menjadi amal jariyah (aliran pahala yang tidak terputus meski sudah meninggal dunia) bagi Anda, jika Anda kelak berpulang menghadap Tuhan. Anda akan mendapatkan royalti akhirat langsung dari Tuhan yang dengannya Tuhan membangunkan istana di surga buat Anda. Adakah yang lebih kaya daripada mendapatkan royalty akhirat dari Tuhan?
    Tiga manfaat di atas saya harap bisa menjadikan tenaga pendorong bagi Anda, wahai guru, untuk mulai menulis buku. Jika belum mampu menggerakkan Anda, maka pikirkan, bayangkan, dan rasakan penderitaan yang teramat sangat ketika anak kandung anak membutuhkan uang untuk biaya kuliah, Anda tidak mempunyai cukup uang. Anda harus berutang ke sana-sini untuk membayar uang masuk kuliah. Begitu malu dan menderitanya Anda mendapatkan penolakan dan pelecehan dari orang yang Anda mintai hutang tetapi tidak bersedia mengutangi Anda, dan Anda harus mendapatkan ini setiap 6 bulan sekali, saat pembayaran SPP. Barang-barang yang Anda miliki mulai Anda jual satu persatu sampai tak ada yang bisa Anda jual lagi. Karena kemiskinan Anda, anak-anak Anda ikut menderita. Anda mau hal tersebut benar-benar terjadi dalam kehidupan Anda? Mulailah menulis sekarang, agar kejadian tersebut tidak benar-benar menimpa Anda!

2.   Membuka kursus
    Bagi rekan guru yang senang menggeluti bisnis, Anda bisa mulai dengan membuka tempat kursus. Ada banyak pilihan kursus mulai dari bimbingan belajar semua mta pelajaran dari SD sampi SMA baik yang bersifat privat maupun klasikal (kelas), Kursus bahasa inggris, kursus computer. Purdie Chandra adalah orang kaya raya dengan membuka bimbingan belajar Primagama di Yogyakarta, demikian pula BOB Foster dengan Ganesha Operationnya di Bandung. Edi Nursasongka awalnya membuka kursus komputer di Semarang, kini tempat kursus itu telah berubah menjadi Universitas Dian Nuswantoro dengan ribuan mahasiswa yang mendaftar setiap tahunnya. Mereka adalah orang-orang kaya dengan membuka kursus. Anda bisa mengikuti jejak mereka, wahai para guru!

3.   Menginvestasikan sebagian gaji
   Formula ketiga yang bisa Anda jalankan untuk menjadi guru kaya adalah dengan menginvestasikan gaji Anda sebagai guru. Caranya, Anda sisihkan dimuka 10%-30% dari gaji Anda untuk membuka usaha dan merekrut orang sebagai karyawannya. Anda hanya menjalankan fungsi kontrol. Jika Anda memiliki gaji Rp 1.000.000,00. Sisihkan 30% yaitu Rp 300.000,00 untuk membuka outlet jus. Dengan perincian Rp 100.000 untuk membeli blender, 150.000 untuk peralatan (meja, kursi, spanduk dan lain-lain) dan Rp 50.000 untuk membeli buah.
   Jika dalam 1 hari omset yang didapat rata-rata Rp 50.000. Bagilah menjadi 3 yaitu Rp 25.000 untuk gaji karyawan, Rp 15.000 untuk membeli buah, dan Rp 10.000 laba, yang merupakan hak Anda. Dalam satu bulan Laba yang Anda dapat sebesar Rp 10.000 x 30 = Rp 300.000. Laba ini tidak boleh Anda nikmati, melainkan harus digunakan untuk membuka outlet baru dan terus Anda lakukan secara konsisten sampai pendapatan yang Anda terima minimal 10 kali pengeluaran yang Anda inginkan. Berikut ini disajikan tabel yang mengilustrasikan jumlah pendapatan yang bisa Anda dapatkan selama 1 tahun dengan terus menginvestasikan modal sebesar Rp 300.000.
BULAN KE
JUMLAH OUTLET
PI
I
1
Rp 300.000,00
II
2
Rp 600.000,00
III
4
Rp 1.200.00,00
IV
8
Rp 2.400.00,00
V
16
Rp 4.800.000,00
VI
32
Rp 9.600.000,00
VII
64
Rp 19.200.000,00
VIII
128
Rp 38.400.000,00
IX
256
Rp 76.800.000,00
X
512
Rp 153.600.000,00
XI
1024
Rp 307.200.000,00
XII
2048
Rp 614.400.000,00

ASUMSI TINGKAT KEBERHASILAN:
50%  : PI = 50% X Rp 614.400.000,00 = Rp 307.200.000,00
10%  : PI = 10% X Rp 614.400.000,00 = Rp   61.440.000,00
1%    : PI = 1 % X Rp 614.400.000,00 =  Rp     6.144.000,00

        Apakah Anda kaget dengan perkembangan modal Anda yang cuma Rp 300.000,00 mampu mendatangkan pendapatan pasif Rp 614.400.000,00? Inilah buah dari menginvestasikan secara konsisten uang, walaupun kecil dan menunda kesenangan.
        Selain usaha jus, apakah ada usaha lain yang bisa Anda buka dengan modal kecil Rp 300.000 - Rp 1000.000 tanpa harus Anda terlibat mengelolanya? Jawabnnya, banyak sekali. Anda bisa membuka usaha sol sepatu, nasi goreng, bakso dan masih banyak pilihan usaha lainnya. Usaha kecil apa pun bisa mengundang pendapatan yang besar jika dijalankan dengan menggunakan prinsip :
1.   Pendapatan pokok (gaji) harus lebih besar daripada pengeluaran
2.   Investasikan selisihnya : jadikan modal usaha
3.   Tunda kesenangan : investasikan kembali pendapatan dari usaha
4.   Usahakan tingkat gaya hidup Anda 10% dari pendapatan Pasif Anda

        Untuk uraian lebih lengkap, Anda bisa membaca buku saya : Becoming A Young Richman –Formula Menjadi Jutawan Muda, terbitan Simbiosa.

Take Action
1.          Bukalah pikiran Anda untuk menerima kenyataan bahwa menjadi guru pun bisa kaya jika mengetahui dan mempraktiikan formula yang tepat!
2.          Pilihlah dari ke-3 formula di atas yang cocok bagi Anda, maka kita akan berjumpa dalam kehidupan yang kaya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMPERBESAR WADAH REZEKI

Yang menyebabkan orang tetap miskin bukan karena sedikitnya rezeki yang Tuhan limpahkan, melainkan kecilnya wadah rezeki yang tidak mampu menampung nya , sehingga sisanya akan masuk ke wadah rezeki orang kaya yang lebih besar.

MEMAHAMI SIKLUS REZEKI

Tuhan menurunkan rezeki ke bumi lalu dialirkannya melalui manusia yang berinteraksi untuk bertukar manfaat. Pertukaran itu menghasilkan kelimpahan yang pada akhirnya akan melahirkan rasa syukur yang terpanjat ke langit. Tuhan membalas syukur manusia itu dengan kembali menurunkan rezeki ke bumi.

MENANGKAP LEBIH BANYAK REZEKI

  Setiap mentari bersinar di ufuk timur, Tuhan mencurahkan rezeki yang berlimpah. Namun, rezeki tersebut tidak jatuh sama banyak ke tangan setiap makhluk (manusia). Hanya manusia yang senantiasa menggunakan waktu, kesehatan, dan kecerdasannya untuk membagikan kebaikan dan kemanfaatan kepada sesama, mampu menangkap rezeki lebih banyak.