Langsung ke konten utama

SAAT MEMBERI TIDAK BERBALAS




Orang yang telah memberi tetapi tidak menerima imbalan tidaklah ia merugi sebab dia PASTI mendapatkan balasan dari Tuhan pada waktu dan dalam bentuk yang dikehendaki-Nya. Orang yang merugi adalah orang yang tidak pernah memberi.
 

Saat Anda telah memberikan makanan, bantuan, maupun uang kepada orang lain, namun oarang yang Anda beri tidak membalas dengan mengirimkan makanan, bantuan atau bentuk balasan lain, apa yang akan Anda lakukan? Terus memberi, menghentikan pemberian Anda atau menayakan langsung kepada yang bersangkutan, mengapa tidak membalas pemberian Anda? Atau cuek saja karena Anda ikhlas dalam memberi, hanya mengharapkan pahala dari-Nya, atau yang lebih tinggi lagi hanya mengharap ridho-Nya?
Apa pun respon Anda saat pemberian Anda tak terbalas, pastikan respon Anda tersebut berdampak positif bagi hidup Anda. Berikut ini saya rumuskan 7 HUKUM PEMBERIAN TAK TERBALAS sebagai berikut:
1.        Setiap pemberian akan menerima balasan
Tidak ada pemberian yang sia-sia sebab setiap pemberian akan mendapatkan balasan dalam beragam bentuk dan kurun waktu tertentu, bisa cash (langsung mendapatkan balasan) atau kredit (diterima pada masa yang akan datang).

2.        Bentuk dan waktu pembalasan mengikuti kehendak Tuhan.
Balasan yang diterima terkadang sesuai dengan harapan, namun tidak jarang juga yang melenceng dari harapan. Sebab setiap pembalasan baik bentuk maupun waktu pembalasan atas pemberian yang telah dilakukan mengkitui kehendak Tuhan, bukan kehendak si pemberi (manusia).

3.        Jika pembalasan yang diterima sesuai dengan harapan, itu artinya kehendak diri selaras dengan kehendak-Nya.
Saat Anda mendapatkan balasan sesuai dengan yang Anda harapkan, bersyukurlah karena kehendak Anda sinkron dengan kehendak Tuhan.

4.        Jika bentuk pembalasan tidak sesuai dengan yang kita harapakan, ada pesan kebaikan di dalamnya yang harus kita baca dan jalankan.
Sebaliknya, saat pemberian Anda berbuah balasan yang tidak sesuai dengan harapan Anda, pahamilah bahwa kehendak Anda tidak Tuhan kehendaki dan ada pesan kebaikan yang terbungkus dari bentuk pembalasan yang tidak Anda harapkan.

5.        Ada 3 bentuk pembalasan:
(1) Sesuai dengan harapan, yaitu bentuk pembalasan yang sesuai dengan harapan, baik bentuk maupun waktunya.
(2) Penundaan harapan, merupakan pembalasan yang tidak diterima langsung, melainkan diberikan di masa yang akan datang. Yang boleh jadi Anda telah melupakannya. Balasan ini sering hadir dalam bentuk hoki dan datangnya pertolongan tanpa diduga.
(3) Penggantian harapan, adalah balasan dalam bentuk yang berbeda dengan yang kita harapkan. Mengapa bisa demikian? Sebab Tuhan mengetahui keburukan yang terkandung dalam harapan Anda sehingga Beliau menggantinya dalam bentuk lain yang mampu mencemerlangkan masa depan Anda. Jadi, Anda harus peka dan mampu mengharmoniskan sikap dan tindakan saat menerima balasan yang tidak sesuai dengan harapan. Sebab ada benih kebaikan di dalamnya.

6.        Ada 3 kondisi yang tercipta dari pemberian yang telah dilakukan:
(1)      Hidup BERUNTUNG = PEMBERIAN > PENERIMAAN
Kondisi hidup yang diliputi keberuntungan tercipta saat Anda memiliki kontribusi (kinerja, produktivitas, sumbangan, karya, layanan, bantuan dan bentuk kontribusi lainnya) lebih besar, lebih baik dari penerimaan (gaji, bonus, royalti & bentuk penghargaan lain) yang telah Anda terima. Jadi, tidak akan pernah merugi hidup seserang yang memiliki kontribusi besar, namun mendapatkan penghargaan yang masih kecil. Sebab hidupnya akan selalu ternaungi dengan keberuntungan. Tidak percaya? Silakan Anda buktikan sendiri!


(2)      Hidup STAGNAN = PEMBERIAN = PENERIMAAN
Hidup stagnan atau rata-rata tercipta dari kondisi dimana pemberian yang Anda berikan sudah mendapatkan balasan yang setimpal dan Anda tidak menciptakan saldo pemberian yang positif (pemberian yang Anda berikan tidak lebih besar dari pada penerimaan yang telah Anda terima). Hidup dalam kondisi  stagnan bisa dilampaui jika Anda secara proaktif terus meningkatkan kuantitas dan kualitas pemberian. Jika hal tersebut Anda lakukan secara konsisten kondisi stagnan akan berganti menjadi hidup yang penuh keberuntungan. Selamat!
(3)      Hidup SIAL/APES = PEMBERIAN < PENERIMAAN
Kondisi terburuk yaitu hidup penuh sial terjadi ketika:
-          Anda mengambil lebih banyak dari yang menjadi hak Anda.
-          Anda menerima lebih besar dari yang seharusnya Anda terima.
-          Anda mengambil apa yang bukan hak Anda
Pastikan ke-3 kondisi di atas tidak Anda alami atau Anda ciptakan secara tidak sadar agar kesialan pergi jauh dari hidup Anda.
7.        Bentuk pembalasan yang buruk mengandung potensi kebaikan di masa depan
Setiap kondisi buruk yang menimpa hidup manusia selalu atas kehendak Tuhan untuk membaikkan hidupnya di masa depan. Tentunya jika kita mampu membaca pesan kebaikan itu dan menjalankannya. Mau bukti? Sayalah buktinya. Saya DO 2 kali, terbuang dari keluarga selama 11 bulan, miskin dan pengangguran, namun setelah mampu membaca pesan kebaikan (yaitu jadilah guru les) dari peristiwa buruk itu, alhamdulillah saya diizinkan tumbuh menjadi entrepreneur, pembicara publik dan penulis. Bagaimana dengan Anda sahabatku yang powerdul?

REFLEKSI
Masihkah Anda meragukan balasan Tuhan atas pemberian Anda dengan mengungkapkan kekecewaan saat pemberian Anda tidak berbalas?


AMBIL TINDAKAN
Serahkan bentuk dan waktu pembalas kepasa Sang Maha Pembalas (Tuhan yang Maha Kaya dan Pemurah)!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMPERBESAR WADAH REZEKI

Yang menyebabkan orang tetap miskin bukan karena sedikitnya rezeki yang Tuhan limpahkan, melainkan kecilnya wadah rezeki yang tidak mampu menampung nya , sehingga sisanya akan masuk ke wadah rezeki orang kaya yang lebih besar.

MEMAHAMI SIKLUS REZEKI

Tuhan menurunkan rezeki ke bumi lalu dialirkannya melalui manusia yang berinteraksi untuk bertukar manfaat. Pertukaran itu menghasilkan kelimpahan yang pada akhirnya akan melahirkan rasa syukur yang terpanjat ke langit. Tuhan membalas syukur manusia itu dengan kembali menurunkan rezeki ke bumi.

MENANGKAP LEBIH BANYAK REZEKI

  Setiap mentari bersinar di ufuk timur, Tuhan mencurahkan rezeki yang berlimpah. Namun, rezeki tersebut tidak jatuh sama banyak ke tangan setiap makhluk (manusia). Hanya manusia yang senantiasa menggunakan waktu, kesehatan, dan kecerdasannya untuk membagikan kebaikan dan kemanfaatan kepada sesama, mampu menangkap rezeki lebih banyak.