Langsung ke konten utama

ASET



Tahukah Anda, bahwa untuk bisa menjadi kaya Anda harus memiliki aset? Dan sadarkah Anda bahwa aset itu sudah Anda miliki sekarang? Ya, Anda pasti memiliki kecerdasan, waktu, dan kesehatan. Gunakan ketiganya untuk mendapatkan pengetahuan, kenalan, dan uang. Saat itu hidup Anda berubah menjadi kaya.
- Edi Susanto -


Untuk menjadi kaya sejati, kita harus memiliki aset. Banyak orang beralasan tidak memiliki aset sehingga menjadikannya sebagai kambing hitam atas kemiskinan yang dialaminya. Setiap manusia memiliki asset potensial sebagai anugerah Tuhan sejak lahir. Aset itu berupa kecerdasan, kesehatan, dan kesempatan (waktu). Hanya mereka yang menggunakan ketiga aset potensial itu untuk mendapatkan aset riil berupa pengetahuan, kenalan, dan uang yang akan menjadi kaya dalam kehidupannya.
Aset riil tersebut harus dialokasikan dengan tepat sebagai berikut:
1. Pengetahuan harus dipraktekkan, bukan diabaikan atau sekedar diajarkan
2. Kenalan harus dijadikan partner, mentor, investor, karyawan, customer
3. Uang harus disisihkan dulu untuk derma, ditabung dan diinvestasikan, sisanya untuk konsumsi.
Asset riil (pengetahuan, kenalan, uang) dialokasikan untuk membangun asset berupa: bisnis dengan sistemnya, aset kertas (deposito, reksadana, obligasi, saham), royalti dari buku atau lagu, merk, properti yang disewakan.
Dengan memiliki aset, kita bisa terus menghasilkan uang, tanpa harus bekerja dan mampu meninggalkan warisan berupa uang yang terus mengalir kepada anak cucu dan generasi penerusnya.


Renungkan hal berikut ini:
1.      Sudahkah Anda menggunakan aset potensial Anda untuk mendapatkan aset riil Anda?
2.      Apakah Anda sudah tepat dalam mengalokasikan aset riil Anda?
3.      Jika Anda sudah memiliki anak, sudahkan Anda mengajarkan alokasi aset yang tepat kepada anak Anda sejak dini?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMPERBESAR WADAH REZEKI

Yang menyebabkan orang tetap miskin bukan karena sedikitnya rezeki yang Tuhan limpahkan, melainkan kecilnya wadah rezeki yang tidak mampu menampung nya , sehingga sisanya akan masuk ke wadah rezeki orang kaya yang lebih besar.

MENANGKAP LEBIH BANYAK REZEKI

  Setiap mentari bersinar di ufuk timur, Tuhan mencurahkan rezeki yang berlimpah. Namun, rezeki tersebut tidak jatuh sama banyak ke tangan setiap makhluk (manusia). Hanya manusia yang senantiasa menggunakan waktu, kesehatan, dan kecerdasannya untuk membagikan kebaikan dan kemanfaatan kepada sesama, mampu menangkap rezeki lebih banyak.

MEMAHAMI SIKLUS REZEKI

Tuhan menurunkan rezeki ke bumi lalu dialirkannya melalui manusia yang berinteraksi untuk bertukar manfaat. Pertukaran itu menghasilkan kelimpahan yang pada akhirnya akan melahirkan rasa syukur yang terpanjat ke langit. Tuhan membalas syukur manusia itu dengan kembali menurunkan rezeki ke bumi.