Langsung ke konten utama

Tiga Pilar Kekayaan




Kekayaan dibangun dari sisa pendapatan yang diinvestasikan secara konsisten
- Edi Susanto


Orang sering beranggapan untuk menjadi kaya harus memiliki pendapatan yang besar, dan ternyata anggapan itu salah. Banyak atlet dan artis yang pada masa jayanya mendulang banyak rupiah pada akhirnya hidup miskin atau tidak bisa tetap kaya. Kekayaan muncul sebagai konsekuensi dari pendidikan finansial yang dimiliki seeorang. Semakin tinggi pendidikan finansial yang Anda miliki, semakin mudah bagi Anda untuk menciptakan kekayaan dengan atau tanpa uang sekalipun. Bagi Anda yang melek finansial akan menyadari ada 3 pilar untuk membangun kekayaan, yaitu:
1.   Hidup di bawah tingkat pendapatan
2.   Menginvestasikan selisihnya secara konsisten
3.   Menunda kesenangan

Mari, kita kupas tuntas ketiga pilar di atas!
1.   Hidup di bawah tingkat pendapatan
Orang sering beranggapan, jika memiliki pendapatan yang besar pasti memiliki sisa pendapatan. Atau dengan kata lain tidak susah untuk bisa hidup di bawah tingkat pendapatan karena memang pendapatannya besar. Lain halnya jika orang memiliki tingkat pendapatan yang kecil, pasti akan susah untuk memiliki sisa pendapatan. Boro-boro sisa, tidak kurang saja sudah sangat bersyukur. Anggapan ini adalah milik orang dengan tingkat pendidikan finansial rendah. Barang kali Anda masuk juga di dalamnya? Jangan kuatir sebentar lagi Anda akan keluar dari anggapan yang memiskinkan Anda itu.
Yang menentukan ada tiadanya sisa pendapatan bukan berapa banyak pendapatan, melainkan kontrol ego. Apa yang dimaksud dengan kontrol ego? Kemampuan untuk menunda kesenangan dan tidak memperturutkan nafsu indrawi yang menyebabkan keluarnya uang untuk hal yang tidak penting dan tidak mendesak disebut kontrol ego.
Orang dengan pendapatan tinggi yang tidak memiliki kontrol ego akan membeli barang atau jasa yang tidak dibutuhkannya untuk mengesankan orang yang tidak disukainya, sehingga uang keluar lebih banyak dari yang seharusnya sehingga tidak ada sisa pendapatan tiap bulannya. Pola ini akan terulang karena sudah menjadi kebiasaan buruk yang tidak disadarinya.     Contohnya, kebiasaan untuk mengganti mobil, membeli pakaian, sepatu, tas dan aksesoris lain setiap bulan meskipun di rumah sudah menumpuk dan tidak terpakai.
Orang dengan pendapatan rendah yang tidak memiliki kontrol ego akan membeli barang atau jasa yang tidak dibutuhkan untuk menampilkan kesan seolah-olah dia kaya atau agar diterima oleh komunitas tertentu. Contohnya pembantu rumah tangga yang sering ganti HP untuk pamer. Seorang tukang becak yang senang merokok atau berjudi atau minum-minuman keras.
Bagaimana agar memiliki sisa pendapatan, tidak peduli sekecil apa pun pendapatan dan mampu hidup di bawah tingkat pendapatan? Simak tips berikut ini!
1.   Sisihkan dulu
Pola yang melemahkan tapi sudah lumrah adalah: setiap menerima uang akan digunakan terlebih dulu untuk membayar tagihan (sewa rumah, cicilan kendaraan, listrik, telepon, air dan seterusnya) jika ada sisa baru ditabung. Pola yang memberdayakan adalah: menyisihkan terlebih dulu untuk ditabung atau diinvestasikan, baru sisanya untuk membayar tagihan. “Tapi Pak, nanti ada tagihan yang tidak bisa dibayar dong?”, mungkin Anda memprotes.
Benar, namun hal ini tidak boleh menghentikan komitmen Anda untuk memiliki sisa pendapatan. Solusinya adalah, turunkan tingkat konsumsi Anda seperti anggaran untuk makan, transportasi, komunikasi, dan hiburan. Jika Anda masih beralasan lagi itu tandanya Anda belum berkomitmen untuk memiliki sisa pendapatan.

2.   Kemampuan finansial menentukan kebutuhan
Ukuran untuk memenuhi kebutuhan adalah kemampuan finansial bukan keinginan ego Anda. Jika Anda ingin atau harus meningkatkan kebutuhan hidup, Anda harus fokus terlebih dulu untuk meningkatkan kemampuan finansial Anda dengan menambah pendapatan atau menciptakan pendapatan alternatif. Jadi, start untuk meningkatkan kebutuhan adalah setelah pendapatan Anda meningkat dengan porsi konsumsi maksimal 70% dari kenaikan pendapatan yang terjadi. Dengan demikian walaupun kebutuhan hidup meningkat, Anda selalu tetap bisa memiliki sisa pendapatan.

3.   Kreativitas finansial untuk meningkatkan kemampuan finansial
Anda bisa meningkatkan kemampuan finansial Anda dengan mengasah kreativitas finansial Anda. Bagaimana caranya? Kreativitas finansial adalah upaya untuk menciptakan sumber uang dengan berpikir secara kreatif. Contoh penerapan kreativitas finansial sebagai berikut:
1.   Merubah konsumsi menjadi investasi
Konsumsi pulsa HP bisa dirubah menjadi investasi dengan cara membeli pulsa secara grosir dengan harga lebih murah. Selain dikonsumsi sendiri (jumlahnya harus dibatasi), bisa juga dijual kepada teman atau tetangga (tinggal transfer saja secara elektronik).
2.   Mengfungsikan sumberdaya yang mengganggur
Ruang tamu yang kosong, bisa difungsikan sebagai kantor bimbingan belajar, travel, atau agen penjualan tiket bus atau travel. Kamar tidur yang kosong bisa dikoskan atau disewakan. Tanah kosong bisa dibuatkan ruko untuk disewakan.

3.   Memanfaatkan hobi untuk menghasilkan uang
Anda yang memiliki hobi merawat tanaman hias bisa berbisnis tanaman hias, Anda suka menulis bisa mengirim naskah ke penerbit. Anda yang suka mengoleksi pakaian bisa membuka butik.

2.   Menginvestasikan selisihnya secara konsisten
Memiliki sisa pendapatan adalah langkah awal untuk membangun kekayaan, langkah awal ini sudah mampu mengantar Anda menjadi calon jutawan, namun akan kandas jika Anda tidak mampu menginvestasikan sisa pendapatan tersebut. Kemana harus menginvestasikan sisa pendapatan tersebut? Jika sisa pendapatan Anda besar, tersedia banyak instrumen untuk menginvestasikannya seperti properti, surat berharga (deposito, reksadana, obligasi, dan saham), atau emas. Bagaimana jika Anda hanya memiliki sisa pendapatannya hanya puluhan ribu sampai ratusan ribu? Sisa pendapatan yang kecil tidak boleh dijadikan alasan untuk menghentikan langkah Anda untuk menginvestasikannya, kecuali Anda sendiri yang menginginkan tetap hidup miskin. Ada 2 tempat untuk menginvestasikan sisa pendapatan yang kecil, yaitu:
1. Otak Anda. Investasikan untuk membeli buku, CD, mengikuti seminar yang mengajarkan Anda pertama, menjadi kreatif dan mampu memproduksi ide-ide cemerlang tentang produk atau bisnis. Kedua, kemampuan untuk meyakinkan orang lain. Asah dan dan kembangkan terus kemampuan menciptakan ide dan meyakinkan orang lain karena ini adalah asset Anda yang sangat berharga untuk menjadi kaya dengan menggunakan sumber daya (uang dan keahlian) orang lain. Ketiga, kemampuan untuk mengelola uang dengan bijak. Kuasai seni untuk menarik kembali berkali-kali lipat uang yang telah Anda belanjakan.
2. Bisnis kecil dengan orang lain yang menjalani, seperti buka outlet jus, gado-gado, dan bakso. Investasikan kembali laba yang didapat untuk membuka outlet berikutnya hingga tercipta jaringan outlet dengan pasif income yang besar (baca kembali pikiran #91: Formula Menjadi Guru Kaya)

3.   Menunda Kesenangan
Setelah sisa pendapatan bisa Anda invetasikan ke tempat yang tepat, Anda akan mulai mendapatkan passive income. Jika Anda gunakan pasif income ini untuk meningkatkan gaya hidup Anda, maka perjuangan panjang Anda untuk menjadi kaya akan terhenti di sini tanpa Anda bisa menjadi kaya sungguhan. Anda tidak menginginkannya bukan? Agar Anda benar-benar mampu menikmati hasil jerih payah Anda, Anda perlu menginvestasikan kembali pasif income yang didapat untuk memperbesar aset atau menciptakan asset baru sehingga mampu memperbesar pasif income yang Anda dapat. Lakukan itu terus menerus sampai pasif income Anda jumlahnya minimal 10 kali lipat kebutuhan Anda. Setelah itu, Anda bisa menggunakan 10% dari pasif income Anda untuk meningkatkan gaya hidup Anda. Tundalah kesenangan untuk tidak terlalu dini menikmati pasif income Anda. Biarkan pasif income Anda itu tumbuh besar dan stabil baru Anda bisa menikmatinya. Itulah pesan yang ingin saya sampaikan.

Take Action
Masukkan program pikiran berikut ini: “miliki sisa pendapatan, investasikan secara konsisten dan tundalah menikmatinya”. Jalnkan programnya dengan tindakan nyata, maka kita akan berjumpa di kehidupan yang berlimpah. Anda siap?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMPERBESAR WADAH REZEKI

Yang menyebabkan orang tetap miskin bukan karena sedikitnya rezeki yang Tuhan limpahkan, melainkan kecilnya wadah rezeki yang tidak mampu menampung nya , sehingga sisanya akan masuk ke wadah rezeki orang kaya yang lebih besar.

MENANGKAP LEBIH BANYAK REZEKI

  Setiap mentari bersinar di ufuk timur, Tuhan mencurahkan rezeki yang berlimpah. Namun, rezeki tersebut tidak jatuh sama banyak ke tangan setiap makhluk (manusia). Hanya manusia yang senantiasa menggunakan waktu, kesehatan, dan kecerdasannya untuk membagikan kebaikan dan kemanfaatan kepada sesama, mampu menangkap rezeki lebih banyak.

MEMAHAMI SIKLUS REZEKI

Tuhan menurunkan rezeki ke bumi lalu dialirkannya melalui manusia yang berinteraksi untuk bertukar manfaat. Pertukaran itu menghasilkan kelimpahan yang pada akhirnya akan melahirkan rasa syukur yang terpanjat ke langit. Tuhan membalas syukur manusia itu dengan kembali menurunkan rezeki ke bumi.