Sikap memberi lahir dari kepedulian yang tinggi, bukan dari kepemilikan yang besar Banyak yang beralasan saya miskin dan tidak punya apa-apa. Bagaimana saya bisa memberi, mau memberi apa? Harusnya akulah yang menerima bantuan. Atau saya akan mulai rajin memberi kalau sudah diterima kerja, kalau sudah naik pangkat atau nanti saja kalau sudah pensiun, itung-itung untuk membeli tiket masuk surga, kan sebentar lagi gue akan tinggal di sana. Dari hasil pengamatan saya di lapangan (maksudnya dalam kehidupan sehari-hari, bukan lapangan sepak bola, he...), sikap memberi itu lahir dari tingginya kepedulian bukan dari tingginya materi. Dicatat, digaris bawahi dan distabilo ya: “SIKAP MEMBERI LAHIR DARI KEPEDULIAN YANG TINGGI BUKAN DARI KEKAYAAN MATERI”. Artinya, jika Anda memiliki kepedulian yang tinggi, ada tidak ada materi tetap memberi, karena sudah menjadi kebiasaan Anda. Yuk, cermati tabel berikut ini! KEPEMILIKAN