Langsung ke konten utama

MENCIPTAKAN KEKAYAAN



Orang miskin menjadikan dirinya sebagai akibat dari kehidupan orang lain. Orang kaya menjadikan dirinya sebagai penyebab bagi kehidupannya sendiri ?


Manusia dengan anugerah cipta (pikiran), rasa (emosi), dan karsa (kehendak bebasnya) mendapatkan izin dari Tuhan untuk menciptakan takdir hidupnya sendiri. Dalam pelaksanaannya, sebagian kecil mampu menciptakan kehidupan yang baik dan besar, sedangkan sebagian besar hanya memiliki kehidupan yang kecil dengan peran yang remeh. Kelompok yang memiliki kehidupan baik dan besar adalah mereka yang aktif menjadikan dirinya sebagai penyebab kebaikan dan kebesaran hidupnya sebagai wujud syukur atas izin yang diterimanya dari Tuhan dalam menciptakan takdir hidupnya sendiri. Sedangkan golongan mayaoritas yang hidupnya kecil dan remeh, merkea pasif menerima apa yang diperintahkan oleh kelompok yang aktif.
Apakah Anda tergolong kelompok yang aktif menjadi penyebab bagi kehidupan yang diinginkan atau pasif menerima kehidupan ala kadarnya? Izinkan pada kupasan kali ini saya berbagi beberapa ciri yang membedakan kedua kelompok di atas. Semoga dengan mengetahui perbedaannya, mampu menjadikan Anda mengenali posisi Anda ada di mana dan segera mengubah posisi, jika ternyata Anda masuk kelompok pasif.

KELOMPOK AKTIF
Masuk kelompok ini adalah Pertama, semua orang yang aktif mengupayakan kebaikan dan kebesaran hidupnya. Mereka aktif belajar dan bekerja untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik –lebih sukses, lebih bahagia dan lebih kaya. Gigih dalam memperjuangkan perwujudan keinginannya. Kedua, Selain aktif bertindak, kelompok ini juga kaya akan inisiatif, ide, dan gagasan. Ketiga, berfokus pada solusi. Alih-alih menyalahkan keadaan yang buruk atau menimpakan kesalahan kepada orang lain, mereka lebih berpusat kepada jalan keluar dari setiap persoalan yang sedang mereka hadapi. Mereka memberdayakan sepenuhnya cipta, rasa dan karsanya untuk mencari, melahirkan dan menghadirkan pemecahan masalah sepelik apa pun, tanpa harus menunggu keadaan membaik terlebih dulu. Keempat, Bertanggung jawab penuh atas apa yang telah dilakukannya. Kelima, menyerahkan sepenuhnya hasil dari upaya yang telah maksimal dilakukannya kepada kehendak Tuhan. Ciri ke-5 inilah yang menjadi penyeimbang kehidupan, dimana upaya yang telah maksimal didampingi dengan ketawakalan (kepasrahan) total kepada Sang Pencipta, hasil akhirnya adalah pertumbuhan mental, emosioal, spiritual dan finansial. Sebab dalam tindak penyerahan tersebut, manusia dituntut untuk melakukan harmonisasi (penyesuaian) sikap dan tindakan dengan skenario yang telah Tuhan tetapkan bagi kebaikan hidupnya di masa depan.

KELOMPOK PASIF
Berbeda dengan kelompok aktif, kelompok pasif lebih senang menggantungkan diri pada orang lain, sebab hal ini membuat mereka merasa aman atau terlindungi tanpa harus memiliki inisiatif atau solusi, tinggal menjalankan saja sehingga kalau terjadi kesalahan atau kegagalan mudah menunjuk orang lain sebagai biang keladinya. Sifat yang demikian menjadikan dirinya dikendalikan orang lain dan tidak memiliki kendali atas hidupnya sendiri. Hidup diatur dan diarahkan oleh orang lain menyebabkan dirinya tidak merdeka lagi untuk mewujudkan kehendaknya. Itulah konsekuensi negatif dari sifat pasif dalam menjalani hidup.
Perilaku lain yang bisa kita jumpai pada kelompok ini adalah sikapnya yang reaktif dalam merespon setiap kejadian. Langsung bereaksi tanpa berpikir terlebih dulu. Hasilnya, bukannya memperbaiki keadaan malah sering menciptakan masalah baru dalam merespon masalah yang datang. Disamping itu, mereka juga mendambakan secara berlebihan keamanan dan kenyaman yang menyebabkan mereka tidak bisa tumbuh secara mental, emosional, spiritual dan finansial. Mereka sebisa menungkin menghindari risiko dalam hidup. Padahal hal itu tidak mungkin bisa dilakukannya.
Sahabatku yang powerful, semoga sekarang Anda sudah mampu mengenali diri Anda dengan lebih baik masuk ke kelompok aktif atau pasif dan konsekeunsi dari perilaku mereka bagi penciptaan kekayaan hidup Anda. Tekanlah tombol start sekarang juga untuk menerapkan sifat dan perilaku kelompok aktif. Saya tunggu Anda di kehidupan yang berkelimpahan.

REFLEKSI
Sudahkah Anda menjadi penyebab bagi kebaikan dan kemanfaatan hidup Anda, sahabatku yang powerful?

AMBIL TINDAKAN
Bulatkan tekad dan bekerjalah untuk menjadi penyebab bagi kebaikan & kemanfaatan hidup diri Anda sendiri!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMPERBESAR WADAH REZEKI

Yang menyebabkan orang tetap miskin bukan karena sedikitnya rezeki yang Tuhan limpahkan, melainkan kecilnya wadah rezeki yang tidak mampu menampung nya , sehingga sisanya akan masuk ke wadah rezeki orang kaya yang lebih besar.

MENANGKAP LEBIH BANYAK REZEKI

  Setiap mentari bersinar di ufuk timur, Tuhan mencurahkan rezeki yang berlimpah. Namun, rezeki tersebut tidak jatuh sama banyak ke tangan setiap makhluk (manusia). Hanya manusia yang senantiasa menggunakan waktu, kesehatan, dan kecerdasannya untuk membagikan kebaikan dan kemanfaatan kepada sesama, mampu menangkap rezeki lebih banyak.

MEMAHAMI SIKLUS REZEKI

Tuhan menurunkan rezeki ke bumi lalu dialirkannya melalui manusia yang berinteraksi untuk bertukar manfaat. Pertukaran itu menghasilkan kelimpahan yang pada akhirnya akan melahirkan rasa syukur yang terpanjat ke langit. Tuhan membalas syukur manusia itu dengan kembali menurunkan rezeki ke bumi.