Setiap mentari bersinar
di ufuk timur, Tuhan mencurahkan rezeki yang berlimpah. Namun, rezeki tersebut
tidak jatuh sama banyak ke tangan setiap makhluk (manusia). Hanya manusia yang
senantiasa menggunakan waktu, kesehatan, dan kecerdasannya untuk membagikan
kebaikan dan kemanfaatan kepada sesama, mampu menangkap rezeki lebih banyak.
Rezeki melimpah yang turun ke bumi perlu ditangkap dengan
cekatan. Tuhan telah menganugerahkan 3 alat penangkap rezeki, yaitu: waktu, kesehatan, dan kecerdasan. Mari kita
kupas ke-3 alat penangkap rezeki tersebut!
1. Waktu
-
Kuantitas Waktu
Deposito waktu yang
Tuhan berikan kepada setiap manusia mulai dari pemulung sampai presiden,
laki-laki perempuan, bayi sampai manula sama persis, yaitu 24 jam atau 1440
menit sehari. Kuantitas waktu inilah aset pertama yang Tuhan berikan sama
banyak untuk bisa menangkap rezeki. Start bersamaan untuk mulai mengumpulkan
rezeki bagi si pemalas maupun si rajin. Bagaimana akhirnya? Lanjutkan membaca
untuk mengetahui jawabannya!
-
Kualitas Waktu
Deposito waktu yang
sama banyak bagi setiap manusia yaitu 1440 menit perhari diperlakukan dengan 2
cara oleh manusia, yaitu:
1. Ada
yang Menggunakannya
Mereka yang
menggunakan deposito waktu masih terbagi menjadi 2, yaitu yang menggunakan
waktu untuk memberikan manfaat bagi diri dan lingkungann dan mereka yang
menggunakan waktu untuk menimbulkan kerugian bagi diri dan lingkungannya.
Kelompok pemberi manfaat menggunakan waktu untuk mengerjakan hal yang produktif.
Sedangkan kelompok penimbul kerugian menggunakan waktu untuk hal yang
destruktif.
2. Ada
yang Mengabaikannya
Kelompok pengabai
waktu adalah orang-orang yang membiarkan waktu meninggalkannya, sementara tidak
ada satu akativitas pun yang memberikan dampak bagi diri maupun orang lain.
Sungguh rugi mereka yang mengabaikan waktu. Sebab tak seorang pun yang memiliki
stock waktu tak terbatas. Setiap waktu yang terlewatkan percuma sama dengan
melewati kesempatan untuk hidup lebih berkualitas dan berguna.
3. Kesehatan
Kesehatan bisa
dijumpai dalam beragam aspek kehidupan manusia seperti kesehatan fisik,
kesehatan mental, kesehatan emosional, dan kesehatan spiritual. Ke-4 aspek tersebut
merupakan kesatuaan dan saling memberikan pengaruh bagi terjaganya kelangsungan
hidup manusia dan pengembangan potensi.
Mari kita kupas
sekilas ke-4 aspek kesehatan holistik tersebut:
1. Kesehatan
Fisik
Kesehatan
fisik adalah suatau keadaan dimana setiap oragan tubuh, baik yang ada di dalam
(hati, jantung, ginjalm paru-paru dsb) maupun organ luar (tangan, kaki dsb)
mampu berfungsi dengan optimal dan bekerja sama dengan harmonis dalam
menjalankan suatu aktivitas.
Tubuh yang sehat hendaklah
digunakan untuk belajar memperdalam pengetahuan, mengasah kompetensi dan
membangun karakter agung. Tubuh yang sehat juga akan memberikan manfaat yang
besar bagi pemiliknya saat digunakan untuk bekerja keras memenuhi kebutuhan
keluarga dan menyelesaikan perosalan hidup masyarakat. Sebaliknya, kerugian
akan dipanen, jika tubuh yang sehat digunakan untuk melakukan aktivitas yang
menimbulkan kerugian seperti melakukan tindak kriminalitas, dan tindakan
tercela lainnya. Tidak kalah meruginya adalah menyia-nyiakan tubuh yang sehat
dengan bermalas-malasan tanpa aktivitas yang produktif dan berguna.
Fisik yang bugar penuh
vitalitas tidak datang dengan sendiri. Ia harus dijaga dan dirawat dengan:
1. Memberikan nutrisi yang bergizi, lengkap,
dan seimbang.
2.
Tidur
yang berkualitas dengan kuantitas yang cukup (6-8 jam/hari).
3.
Melakukan
relaksasi yang cukup sering dalan kepenatan kerja.
4.
Melakukan
olahraga dengan teratur.
5.
Menjaga
gaya hidup agar seimbang antara fisik, emosional dan spiritual.
2. Kesehatan Mental
Kesehatan mental adalah suatu
kondisi pikiran yang mampu berfungsi dengan baik seperti kreativitas, analisa
dan memori. Kreativitas berkontribusi dalam menciptakan suatu ide atau solusi
kreatif dalam menjawab persoalan. Analisa berperan penting dalam menghitung, memeriksa
dan memberikan penilai yang akurat. Sedangkan memori berperan sebagai gudang
ingatan. Ketiga fungsi atau peran penting pikiran tersebut harus saling
bersinergi secara harmonis menghasilkan suatu kecerdasan mental.
Sudah sering saya singgung bahwa
banyak orang yang berlomba untuk menambang emas di perut bumi daripada
menambang “emas” di dalam pikirannya sendiri. Akan sangat beruntung mereka yang
rajin menambang “emas” di dalam pikirannya. Ia akan selalu mendapatkan ide
segar, solusi kreatif dan pemecahan dari persoalan hidup yang melanda.
Sedangkan mereka yang membiarkan pikiran tidak pernah ditambang, menjadikan
dirinya bodoh dan sering menjumpai jalan buntu dalam menjalani kehidupan.
Buatlah pikiran Anda tetap aktif
dengan rajin membaca, terlibat dalam diskusi, mengikuti seminar atau hanya
sekedar mengisi Teka-Teki Silang (TTS). Dengan demikian maka kecerdasan otak
Anda bisa terjaga dan bisa memperpanjang usia secara medis.
3. Kesehatan Emosional
Kondisi dimana emosi mampu tersalurkan
dengan tepat sesuai dengan kondisi disebut sebagai kesehatan emosi. Menangislah
saat Anda besedih. Tertawa saat Anda gembira atau ada yang lucu. Masing-masing
sesuai dengan porsinya dan kondisi yang dialami.
Emosi yang sehat sangat dibutuhkan
dalam membina hubungan baik jangka panjang. Sebab empati, ketulusan dan
kepedulian terhadap perasaan kawan jenis hanya bisa lahir darri emosi yang
sehat. Emosi yang sedang sakit akan menyebabkan Anda kehilangan empati,
ketulusan dan kepedulian. Anda menjadi cuek bahkan apatis pada kehadiran orang
lain.
Anda yang diberkati dengan kesehatan
emosi dan mampu menjaganya diuntungkan dengan mudahnya Anda menarik kerjasama
dalam mencapai tujuan Anda. Sebab Anda mampu menjalin interaksi dengan mudah
dan alami (tulus). Sebaliknya, akan sangat merugikan jika Anda menggunakan
kemampuan bergaul Anda untuk menyebar fitnah atau gosip yang pada akhirnya akan
menghantam Anda sendiri.
Oleh karena itu mari jaga kesehatan
emosi dengan menjalin hubungan baik dengan diri sendiri dan orang lain dengan
menerima kelebihan dan kekurangan yang ada, saling terbuka dan mengontrol emosi
dengan pernafasan serta membingkainya dengan pengertian yang luas dan dalam
dalam merespon kejadian yang negatif.
4. Kesehatan
Spiritual
Hadirnya makna hidup dan keimanan
yang mengakar kuat dan tumbuh subur adalah cerminan dari kesehatan spiritual.
Pribadi yang sehat spiritualnya, menjalani hidup dengan penuh makna, tidak ada
rutinitas yang terlewati tanpa makna dan kemonotonan yang membosankan. Sebab ia
mampu melihat ke dalam esensi suatu bentuk rutinitas yang monoton dan
memaknainya secara berbeda dan mendalam.
Kesehatan spiritual adalah sumber
utama energi yang memasok kebutuhan energi kesehatan lainnya –fisik, mental dan
emosional. Spiritual yang sakit akan menghentikan pasokan energi ke seluruh
kehidupan manusia sehingga hidup menjadi kering kerontang tanpa makna dan
bahagia.
Spiritual
yang sehat dan tumbuh memberikan akses ke sumberdaya kreatifitas dan kearifan tiada batas. Kreativitas sangat
dirindu kehadirannya untuk melahirkan temuan atau ciptaan baru yang lebih unggul
dari sebelumnya. Kearifan sangat berperan dalam membingkai perbedaan menjadi
keindahan, perpecahan menjadi kerukunan, dan kekerasan menjadi kelembutan serta
menyatukan potongan-potongan pengertian yang bercecer menjadi puzzle kehidupan yang
utuh.
Untuk
itu, kesehatan spiritual perlu dijaga dengan baik dalam 3 dimensi. Pertama, dengan diri sendiri. Lakukan
refleksi/merenung/evaluasi diri atas hasil yang telah dicapai atau kejadian
yang dialami untuk mendapatkan feedback dan memahami skenario Tuhan atas hidup
Anda. Kedua, dengan Tuhan. Jalankan
peribadatan sesuai dengan tuntunan agama atau kepercayaana Anda masing-masing. Ketiga, dengan orang lain. Berikan
pelayanan sebagai wujud persembahan kepada-Nya atas segala nikmat dan karunia
yang telah Anda terima.
6. Kecerdasan
Secara sederhana
saya mengartikan kecerdasan sebagai kemampuan dalam menyelesaikan atau menjawab
persoalan hidup. Berbeda dengan kesehatan yang mengacu pada kondisi normal dan
fungsi optimal fisik, mental, emosi dan spiritual. Kecerdasan lebih mengacu
kepada kemampuan fisik, mental, emosi dan spiritual dalam memecahkan persoalan.
Ada banyak jenis
kecerdasan yang telah dikupas panjang lebar dalam buku seperti kecerdasan
intelektuial (IQ), kecerdasan Emosional (EQ), Kecerdasan Spiritual (SQ) dan
Kecerdasan Finansial (FQ). Dalam bahasan ini, izinkan saya mengupas kecerdasan
dari sisi lain, yaitu kecerdasan dalam (inner smart) dan kecerdasan luar (outer
smart).
Inner
Smart
Kemampuan dalam
mengenali diri sendiri saya sebut sebagai inner smart. Menggali potensi untuk
mengetahui kekuatan, kelemahan, dan merumuskan tujuan hidup. Who am I? Tidak
sekedar menyebut nama, peran, atau jabatan. Who am I? Lebih dari sekedar diri
luar yang berhubungan dengan status dan peran, tapi juga diri dalam berupa diri
sejati yang berada di dalam jiwa. Temukan Diri sejati Anda, itulah cara
mengasah kecerdasan dalam atau inner smart.
Outer
Smart
Saya mengartikan
outer smart sebagai kemampuan dalam memecahkan berbagai persoalan. Dengan
kecerdasannya, manusia mampu menciptakan formula atau metode untuk
menyelesaikan berbagai persoalan yang berhubungan dengan selain manusia seperti
manajemen, akuntansi, kesehatan, konstruksi, finansial maupun yang berhubungan
dengan manusia seperti leadership dan komunikasi.
Dengan terus
mempelajari dan mempraktikkan formula atau metode tersebut, kecerdasan luar
Anda akan terus tersasah dengan baik.
Sahabatku yang powerful, mari kita tutup, management
rezeki ke-7 ini dengan mengingat pesan Nabi: Gunakan hidupmu sebelum datang kematian,
Sehatmu sebelum datangnya sakit, Sempatmu sebelum datang masa sempit, Masa mudamu
sebelum datang hari tua dan Kayamu sebelum miskin.
REFLEKSI
Apakah waktu, kesehatan dan kecerdasan yang Anda miliki sudah digunakan
untuk membagikan kebaikan dan kemanfaatan kepada sesama, sahabatku yang
powerful?
AMBIL
TINDAKAN
Berkomitmenlah untuk
menggunakan waktu, kesehatan dan kecerdasan Anda untuk memberikan kebaikan dan
kemanfaatn yang besar bagi kehidupan sesama.
Komentar
Posting Komentar