Langsung ke konten utama

CARA PASTI MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN



 
Untuk meningkakatkan kesejahteraan Anda dengan pasti, berikanlah alasan yang logis mengapa Tuhan harus menambah penerimaan rezeki kepada Anda. Lalu bekerjalah dengan kuantitas, kualitas, dan kreativitas yang lebih tinggi dari sebelumnya.


“Banyak anak, banyak rezeki”, Siapa yang setuju?. Kalau yang ini: “Banyak anak, banyak masalah/biaya”, siapa yang setuju? Kira-kira menurut Anda, apa jawaban saya? Saya menjawab setuju atas dua pertanyaan di atas? Lho kok bisa Pak? Bisa dong. Bahkan saya menambahkan: “banyak anak, banyak manfaatnya”. “Jangan buat tambah bingung dong Pak”. Ok. Izinkan saya berbagi pemahaman berikut agar Anda tidak bingung terlalu lama dan mampu dengan mantap untuk menentukan pilihan, salah satu atau kedu-duanya atau kertiga-tiganya, eh eh tapi jangan mengekor pendapat saya ya. He...
            Mari kita menyikapi tentang banyak sedikitnya anak yang dipunyai dalam keluarga bukan pada jumlahnya melainkan pada pertama, alasan yang terbangun dari jumlah anak yang dimiliki, Kedua, kemampuan orang tua dalam menafkahi anak dan ketiga, kemampuan orang tua dalam memberikan pendidikan yang berkualitas. Ke-3 hal tersebut akan memberikan dampak yang berbeda pada kualitas hidup anak saat ia dewasa kelak, bukan jumlah anaknya. Mari kita dalami ke-3 dampak pada jumlah anak yang dimilki suatu keluarga.

1.        Alasan yang terbangun dari jumlah anak yang dimiliki
Apakah Anda ingin mempunyai sedikit atau banyak anak? Mengapa? Saya ingin memiliki cukup 2 anak seperti anjuran pemerintah menciptakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera atau saya tidak ingin memiliki banyak anak karena repot mengurusnya dan membutuhkan biaya hidup yang besar. Itukah alasan Anda tidak mau memiliki banyak anak. Atau “saya ingin memiliki banyak anak, sebab tiap anak membawa rezekinya sendiri-sendiri dan saya ingin memiliki keluarga besar yang bahagia dan sejahtera. Atau ini yang menjadi pandangan Anda: “Kalo saya sih, terserah Tuhan yang mau ngasih, mau banyak atau sedkit terserah yang di atas deh.”
Persoalan akan muncul bukan semata dari alasan, pandangan atau keyakinan yang Anda miliki dalam hal jumlah anak, melainkan dari perilaku atau tindakan Anda dalam membuktikan kebenaran alasan, pandangan atau keyakinan tersebut. Tindakan yang konstruktif mampu menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera dengan anak-anak yang berkualitas. Sedangkan tindakan yang destruktif menjadikan keluarga sengsara dan miskin serta anak-anak yang terlantar atau lemah. Berikut ini kupasannya.

Tindakan yang Konstruktif
Bagi Anda yang pro sedikit anak.Tindaklanjuti alasan Anda memiliki sedikit anak untuk memastikan mereka mendapatkan banyak waktu Anda dan terpenuhi kebutuhan yang menunjang pertumbuhan fisik, mental, emosional, dan spiritual. Anda memilih untuk memiliki sedikit anak untuk memastikan mereka mendapatkan pendidikan dan kasih sayang Anda secara melimpah.
Bagi Anda yang setuju dengan banyak anak. Bertanggung jawablah dengan pilihan Anda untuk tidak menelantarkan mereka. Tindaklanjuti keyakinan Anda bahwa banyak anak banyak rezeki dengan meningkatkan kuantitas, kualitas dan kreativitas kerja Anda dalam mencari nafkah setiap kali bertambah satu anak baru, sehingga kesejahteraan Anda pun juga bertambah.

Tindakan yang Destruktif.
Adalah suatu keegoisan yang tersamar, jika Anda menginginkan sedikit anak hanya karena tidak ingin direpotkan sehingga anak dititipkan ke nenek atau pembantunya untuk dibesarkan dan Anda sibuk mengejar harta (uang, popularitas, karir dsb) di luar sana dengan mengabaikan harta yang ada di dalam rumah (anak-anak yang cerdas dan berbudi pekerti luhur).
Demikian pula suatu tindakan yang tidak bertanggung jawab, jika Anda menginginkan banyak anak, namun tidak pernah menambah atau meningkatkan kesejahteraan Anda yang berujung kepada tidak tercukupinya kebutuhan hidup anak dengan layak. Jika hal ini terjadi, stop! Jangan tambah anak lagi


2.        Kemampuan orang tua dalam menafkahi
Selama Anda memiliki cukup banyak uang dan waktu luang untuk mengikuti tumbuh kembang anak dan memberikan pendidikan yang berkualitas, banyak anak akan jauh memberikan dampak yang positif dibandingkan hanya dengan dua atau sedikit anak.
Sebaliknya jika Anda terlalu sibuk bekerja namum penghasilan pas-pasan, sedikit anak itu lebih baik daripada banyak anak, keculi Anda ingin anak-anak Anda terlantar dan Anda dicap sebagai orang tua yang tidak bertanggung jawab.

3.        Kemampuan orang tua dalam memberikan pendidikan yang berkualitas
Dalam hal membesarkan anak agar tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter agung dan kompetensi unggul, saya sering memberikan gambaran sebagai berikut:
Anak yang dibesarkan di istana memiliki kecenderungan untuk menjadi lemah setelah menginjak dewasa. Sedangkan anak yang dilepas di tengah hutan, bisa dimakan binatang buas atau jika ia selamat sampai dewasa, kelak menjadi raja hutan. Alangkah bijaknya jika Anda membekali anak dengan kemampuan mempertahankan hidup kemudian melepaskannya ke hutan. Biarlah Tuhan yang memilihkan kehidupuan yang terbaik baginya, apakah ia harus dimakan binatang buas atau menjadi raja hutan kelak.
Itulah gambaran betapa pentingnya pendidikan bagi bekal anak dalam memecahkan persoalan hidup. Orang tua wajib untuk memberikan pendidikan yang memadai di satu sisi dan tega melepaskan anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri di sisi lain agar kelak mampu tumbuh menjadi “raja hutan”, bukan “anak mama”.
Berkaitan dengan pendidikan dan jumlah anak, ada 3 kondisi yang tercipta, pilihlah mana yang paling tepat sesuai dengan kondisi Anda.
Pertama, jika Anda mempunyai cukup banyak waktu dan kemampuan dalam mendidik anak secara pribadi, memiliki banyak anak jauh lebih bermanfaat. Kedua, jika Anda tidak memiliki cukup waktu kendati memiliki kemampuan yang baik dalam mendidik anak secara pribadi, pilihan sedikit anak akan jauh lebih baik. Ketiga, jika Anda memiliki cukup banyak waktu untuk mendidik anak namun tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam mendidiknya, batasi jumlah anak Anda.

Lalu, apa hubungan antara kepemilikan anak dengan peningkatan kesejahteraan? Sebagaimana telah saya ungkapkan di awal bahwa untuk mendapatkan peningkatan kesejahteraan Anda harus memiliki alasan yang kuat dan logis mengapa Anda pantas untuk mendapatkan kesejahteraan lebih. Alasan itu adalah “karena jumlah anak saya bertambah”. Alasan kedua“karena setiap anak yang terlahir memiliki rezeki sendiri yang dialirkan ke orang tuanya”. Jadi yang saya perlukan adalah meningkatkan kuantitas, kualitas dan kreativitas pekerjaan saya sebagai tindak lanjut dari alasan tersebut sehingga Tuhan pun tidak memiliki alasan lagi untuk tidak menambah penerimaan rezeki Anda.

REFLEKSI
Sudahkah Anda memiliki alasan yang logis mengapa Tuhan harus menambah rezeki Anda dan menindaklajutinya dengan bekerja lebih keras, cerdas, ikhlas dengan kuantitas, kualitas, dan kreativitas yang lebih tinggi dari sebelumnya?

AMBIL TINDAKAN
Ciptakan alasan yang logis dan kuat mengapa Tuhan harus menambah rezeki Anda dan tingkatkan kuantitas, kualitas dan kreativitas Anda dalam bekerja!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMPERBESAR WADAH REZEKI

Yang menyebabkan orang tetap miskin bukan karena sedikitnya rezeki yang Tuhan limpahkan, melainkan kecilnya wadah rezeki yang tidak mampu menampung nya , sehingga sisanya akan masuk ke wadah rezeki orang kaya yang lebih besar.

MENANGKAP LEBIH BANYAK REZEKI

  Setiap mentari bersinar di ufuk timur, Tuhan mencurahkan rezeki yang berlimpah. Namun, rezeki tersebut tidak jatuh sama banyak ke tangan setiap makhluk (manusia). Hanya manusia yang senantiasa menggunakan waktu, kesehatan, dan kecerdasannya untuk membagikan kebaikan dan kemanfaatan kepada sesama, mampu menangkap rezeki lebih banyak.

MEMAHAMI SIKLUS REZEKI

Tuhan menurunkan rezeki ke bumi lalu dialirkannya melalui manusia yang berinteraksi untuk bertukar manfaat. Pertukaran itu menghasilkan kelimpahan yang pada akhirnya akan melahirkan rasa syukur yang terpanjat ke langit. Tuhan membalas syukur manusia itu dengan kembali menurunkan rezeki ke bumi.