Saat
Anda mampu berpikir dengan tulus dan mengupayakan dengan sungguh-sungguh solusi
bagi problem kehidupan orang lain Anda sedang mengetuk pintu rezeki Anda. Dan
ketika problem itu benar-benar telah tersolusikan oleh (ide, strategi, bantuan
teknis, produk, jasa) Anda, maka Tuhan membukakan pintu rezeki Anda
MENGETUK
PINTU REZEKI
Karena rezeki Anda
dititipkan kepada orang lain, ketuklah pintunya (baca: penuhi kebutuhan orang
lain). Dalam bahasa bisnis, “apa yang dibutuhkan pasar?”, “persoalan apa yang
sedang dihadapi masyarakat?”. Berpikirlah untuk menemukan jawaban dari 2
pertanyaan tersebut. Saat itulah Anda sedang mengetuk pintu rezeki Anda.
Sebagaimana mengetuk
pintu rumah. Ada peluang si tuan rumah membukanya. Ada juga kemungkinan, tidak
dibukanya pintu. Namun tugas Anda adalah mengetuk pintu dengan sopan namun
mampu menarik perhatian tuan rumah untuk segera membukakan pintu.
Melatih diri sejak diri
dan secara konsiten untuk memikirkan kebutuhan dan problem orang lain
(masyarkat) bisa Anda lakukan dengan mengajukan pertanyaan yang tepat dan
mendengarkan dengan empati.
1.
Mengajukan
Pertanyaan
yang Tepat
Dalam melakukan
interaksi sosial, lebihkanlah pertanyaan atas pernyataan. Sebab pertanyaan yang
Anda ajukan kepada kawan bicara mampu menemukan kebutuhan atau problem yang sedang
dihadapinya. Sementara pernyataan yang Anda berikan mampu mengungkapkan siapa
Anda? Dengan tergalinya kebutuhan dan ditemukannya problem kawan bicara, Anda
berkesempatan untuk memenuhi atau memberikan solusinya dengan produk, jasa atau
keahlian Anda. Saat itulah ketukan pertama pada pintu rezeki Anda mulai
menggema.
2.
Mendengar dengan Empati
Kalau mau jujur,
manusia memiliki kecenderungan untuk tertarik hanya pada dirinya sendiri. Hal
ini mudah untuk dibuktikan. Saat Anda berfoto bareng dengan teman Anda, gambar
siapa yang Anda pandangi pertama kali dan Anda perhatikan? Sudah pasti gambar
Anda bukan? Demikian pula saat Anda berfoto bersama dengan bintang film atau
artis pujaan Anda, masih tetap gambar Andalah yang menyedot perhatian Anda. Baru
setelah puas Anda akan mengalihkan perhatian ke gambar bintang film.
Dengan memahami hal
ini, maka penuhi kecenderungan itu dengan berempati atas apa yang sedang
dialami oleh kawan bicara Anda. Empati yang tulus dan sungguh-sungguh
menyuburkan kepercayaan. Dengan kepercayaan yang tumbuh subur, Anda mampu
dengan mudah untuk memenuhi kebutuhan & memberikan solusi kepada setiap
orang yang telah mempercayai Anda. Sekali lagi, ketuklah pintu rezeki Anda
dengan berEMPATI secara tulus dan sungguh-sungguh.
TERBUKANYA
PINTU REZEKI
Pintu rezeki Anda
benar-benar terbuka saat upaya Anda benar-benar telah mampu memenuhi kebutuhan
atau menyelesaikan problem yang dihadapi orang lain (masyarakat). Sebatas
pemikiran, ide, konsep atau strategi yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah
orang lain, namun belum ada hasil riilnya, seperti mengetuk pintu namun tidak
dibuka oleh si tuan rumah. Namun, lumayanlah, meski rezeki belum mengalir ke
kantong Anda, setidaknya Anda jauh lebih kreatif dan peduli dari sebelumnya.
Tinggal datangi pintu lain, ketuklah, pasti akan ada yang membukakannya.
Kreativitas +
kepedulian ini merupakan sepasang malaikat pengantar rezeki Anda. Keduanya
mampu menghadirkan solusi riil bagi persoalan yang sedang dihadapi. Sandingkan
mereka, jangan tandingkan. Nikahkan mereka jangan ceraikan. Kreativitas adalah
induk dari solusi (pengetuk pintu rezeki). Kepedulian adalah induk dari
kelimpahan (pembuka pintu rezeki). Jadi, KREATIVITAS dan KEPEDULIAN adalah
pembuka pintu rezeki.
1.
Mengembangkan
kreativitas
Otak manusia adalah
gudang kreativitas. Hanya saja gudang itu jarang dibuka pintunya, sehingga
kreativitas yang menghuninya tidak pernah keluar, alias hanya terkurung di dalamnya.
Mereka yang sering membuka gudang kreativitas adalah para seniman, ilmuwan, dan
pengusaha yang dinamis. Sehingga mereka mampu berezeki banyak. Seniman mampu
menghasikkan karya bermutu tinggi seperti lagu, film, tari, patung, lukisan,
puisi, novel dan sebagainya. Ilmuwan mampu menciptakan penemuan di bidang
kesehatan, teknologi yang mampu menjadikan hidup lebih mudah dan nyaman untuk
dijalani. Pengusaha kreatif dalam menciptakan pasar, melakukan penawaran.
Pendek kata, bukalah gudang kreativitas, bersamaan dengan itu terbuka pula
pintu rezeki Anda. Ayo, buruan!
2. Menumbuhkan
kepedulian
Kepedulian
yang tinggi merupakan ekspresi dari pola pikir atau sikap kelimpahan. Sebab
dengan berpikir bahwa hidup Anda berkelimpahan, maka Anda terpanggil untuk
berbagi nikmat. Pola pikir atau sikap kelimpahan ini yang akan mengantarkan
pemiliknya kepada kondisi kelimpahan yang sesungguhnya. Berlimpah materi.
Jadi,
keliru ketika Anda beranggapan berkelimpahan dulu baru memberi. Yang benar
adalah dengan memberi hidup Anda menjadi berlimpah. Lho kok bisa Pak? Yuk,
pahami bahwa hidup merupakan sebuah mekanisme pertukaran yang adil. Setiap apa yang telah Anda dapatkan merupakan
bentuk pertukaran dari apa yang telah Anda berikan. Jadi, dengan banyak
memberi (materi dan imateri), akan semakin banyak menerima. Itulah hukum
konsekuensi. Saya tegaskan, memberilah maka hidup pun berlimpah.
REFLEKSI
Sudahkah
Anda berpikir dengan tulus dan mengupayakan dengan sungguh-sungguh solusi bagi
problem kehidupan orang lain?
AMBIL TINDAKAN
Mulai
sekarang berpikir & berupayalah dengan tulus untuk menyelesaikan problem
yang dihadapi oleh orang lain (masyarakat)!
Komentar
Posting Komentar